Leksikon Gender Bahasa Sasak sebagai Pengungkap Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kesantunan

The Gender Lexicon Study of the Sasak Language as a Disclosure of the Values of Principles' Local Wisdom

Authors

  • Syamsinas Jafar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Mataram
  • Nasaruddin M. Ali Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Mataram
  • Syahbuddin Syahbuddin Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Mataram
  • Kaharuddin Kaharuddin Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Mataram
  • Ratna Yulida Ashriany Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.29303/jb.v3i1.408

Keywords:

Leksikon Gender, Nilai-nilai Kearifan Lokal, Nilai Kesantunan, Gender Lexicon, Values of Local Wisdom, Politeness

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini mendeskripsikan satuan lingual leksikon gender bahasa Sasak dan menelaah pemaknaannya sebagai pengungkap nilai-nilai kearifan lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Sasak memiliki leksikon gender yang direalisasikan melalui seperangkat dyad leksem yang pemakaiannya ditemukan pada ranah-ranah sosial-budaya kehidupan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat Sasak. Leksikon gender yang ditemukan digunakan sebagai penanda gender pada ranah (1) sistem nama diri, (2) sistem kekerabatan, (3) pronomina persona kedua, dan pada (4) fase siklus kehidupan. Dalam kehidupan keseharian masyarakat Sasak, ranah-ranah penanda gender ini biasa dipakai sebagai sapaan. Dalam pemaknaan, nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya  merealisasikan tentang pentingnya menjaga kesantunan yaitu sikap/perilaku saling menghormati dan menghargai antarlaki-laki dan perempuan. Pada hakikatnya, nilai-nilai kearifan lokal tentang kesantunan leksikon gender bahasa Sasak mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal yang alamiah yang telah ada dalam konteks kehidupan laki-laki dan perempuan sebagai bagian anggota masyarakat Sasak. Nilai- nilai kearifan lokal tersebut telah menjadi suatu konvensi dalam kehidupan laki-laki dan perempuan Sasak, sehingga nilai-nilai kesantunan yang ada akan senantiasa diterapkan dan terus berlangsung dalam kehidupan laki-laki dan perempuan Sasak.

Abstract: The goal of this study is to explain the Sasak gender lexicon's linguistic unit and investigate its meaning as a manifestation of local wisdom values. The descriptive qualitative method was used in this study. The findings show that the Sasak language has a gender lexicon, which is realized through a collection of dyad lexemes that are used in the socio-cultural spheres of men and women's lives in Sasak culture. The discovered gender lexicon was employed as a gender marker in the realms of (1) self-name system, (2) kinship system, (3) second personal pronouns, and (4) life cycle phases. These gender identifiers are often. Local wisdom values have established a convention in the lives of Sasak men and women, ensuring that existing politeness values are always applied and continue to occur in Sasak men and women's lives. Used as greetings by the Sasak people in their daily lives. In other words, the values of local knowledge inherent in it recognize the necessity of sustaining civility, i.e., men and women's mutual respect and appreciation attitude/behavior. In essence, the gender lexicon of the Sasak language reflects the principles of natural local wisdom that already exist in the context of men and women's lives as members of the Sasak community. Local wisdom values have established a norm in the lives of Sasak men and women, ensuring that existing politeness values are always applied and continue to occur in Sasak men's lives.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2022-06-26

How to Cite

Jafar, S., M. Ali, N., Syahbuddin, S., Kaharuddin, K., & Ashriany, R. Y. (2022). Leksikon Gender Bahasa Sasak sebagai Pengungkap Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kesantunan: The Gender Lexicon Study of the Sasak Language as a Disclosure of the Values of Principles’ Local Wisdom. Jurnal Bastrindo, 3(1), 69-79. https://doi.org/10.29303/jb.v3i1.408