Aspek Sejarah dan Budaya Cina Benteng pada Variasi Toponim Sewan : Sebuah Kajian Linguistik
Historical and Cultural Aspects on Sewan’s Toponym Variation
DOI:
https://doi.org/10.29303/jb.v3i2.743Keywords:
Onomastik, Etnosemantik, Linguistik Antropologi, Sewan, Cina Benteng, Onomastics, Ethnosemantics, Antrophological LinguisticsAbstract
Objek penelitian ini adalah nama tempat atau toponim. Toponim merupakan bagian dari identitas budaya. Penelitian in bertujuan untuk mendeskripsikan tiga aspek nama yaitu 1) bentuk, 2) makna, dan 3) latar belakang penamaan tempat-tempat bersejarah terkait masyarakat Cina Benteng, Tangerang, Banten. Nama tempat adalah salah satu bentuk data bahasa yang berisi seperangkat nilai kearifan lokal yang harus dipahami, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Pada kajian linguistik nama dianggap sebagai satuan lingual secara bentuk, memiliki makna, dan memiliki fungsi baik ditingkatan bahasa maupun konteks sosial. Secara praktis nama digunakan untuk identifikasi wilayah, dan mempermudah proses perpindahan atau migrasi masyarakat. Secara kebahasaan, penamaan tempat merupakan dokumentasi bahasa yang berfungsi baik secara individu sebagai bentuk pemahaman diri dan secara kolektif sebagai bentuk identitas kolektif sebuah etnis atau masyarakat. Penelitian ini menggunakan Cina Benteng sebagai objek penelitian. Etnis Cina Benteng memiliki keunikan baik dalam ciri – ciri fisik maupun aspek ekonomi, sosial, dan budaya. Data penelitian ini berupa variasi toponim sewan yang ditemukan sebanyak 12 variasi. Penelitian deskriptif kualitatif ini memanfaatkan teori etnosemantik dan linguistik antropologi. Penelitian ini memanfaatkan data primer yang diambil dengan pendekatan etnografi melalui teknik libat, cakap, catat, dan rekam. Hasil penelitian menggambarkan variasi toponim sewan menggambarkan aspek sejarah dan budaya yang mencakup 1)tokoh setempat yang berpengaruh, 2) peristiwa sejarah di sebuah lokasi, dan 3)pengetahuan lokal terkait budaya setempat.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2022 Sonya Ayu Kumala, RMT Multamia Lauder, Frans Asisi Datang, Lilie Suratminto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.